Tradisi yang Mengajarkan Kita untuk Sungguh- sungguh Memaafkan

0

Oleh: Bambang Irawan

Setiap usai Lebaran, kita ramai-ramai menggelar acara halal bihalal. Dari kantor-kantor pemerintah hingga perkampungan, dari gedung megah hingga mushala kecil, ritual silaturahmi ini seolah menjadi agenda wajib. Tapi pernahkah kita bertanya: Sudahkah halal bihalal kita benar-benar bermakna? Atau hanya sekadar formalitas tahunan tanpa ruh?

Dari Mana Asal Halal Bihalal?

Tahukah kita bahwa tradisi halal bihalal sebenarnya adalah kearifan lokal Indonesia? KH Wahab Chasbullah, ulama besar asal Jawa Timur, adalah pencetusnya pada tahun 1948. Saat itu, Indonesia sedang dilanda konflik politik yang tajam. Dengan bijak, beliau mengusulkan acara silaturahmi massal untuk meredakan ketegangan. Inilah akar halal bihalal yang sebenarnya – bukan sekadar acara makan-makan, melainkan solusi sosial berbasis nilai Islam.

Rasulullah SAW mengingatkan: “Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari-Muslim). Halal bihalal seharusnya menjadi momentum untuk mewujudkan pesan Nabi ini.

Halal Bihalal yang Bermakna

Mari kita jadikan halal bihalal tahun ini berbeda:

  1. Evaluasi Diri
    Sebelum meminta maaf, introspeksi: kesalahan apa yang pernah kita lakukan pada orang lain?
  2. Tulus dalam Permintaan Maaf
    Jangan hanya sekadar formalitas. Tatap mata lawan bicara, ucapkan dengan hati.
  3. Tindak Lanjut dengan Perbaikan Hubungan
    Jika ada konflik yang belum terselesaikan, gunakan momen ini untuk membuka dialog.
  4. Jadikan Tradisi, Bukan Seremonial
    Jangan hanya setahun sekali. Mari jaga silaturahmi sepanjang tahun.

Hikmah di Balik Halal Bihalal

KH Ahmad Dahlan pernah berkata: “Agama itu bukan hanya untuk masjid, tapi untuk mengatur kehidupan.” Halal bihalal mengajarkan kita bahwa:

  • Islam adalah agama yang mempraktikkan maaf, bukan sekadar mengajarkannya
  • Ukhuwah islamiyah harus dibangun dengan aksi nyata
  • Masyarakat yang harmonis dimulai dari hati yang bersih

Di tengah dunia yang semakin individualis, halal bihalal adalah obat sosial yang sangat kita butuhkan. Ia bukan sekadar warisan budaya, melainkan wasilah untuk mewujudkan masyarakat yang benar-benar beradab sesuai tuntunan Islam.

Mari kita jadikan halal bihalal tahun ini sebagai awal baru. Bukan sekadar bertemu dan bersalaman, tapi benar-benar membersihkan hati, seperti makna Idul Fitri yang sesungguhnya.

Selamat ber-Halal Bihalal dengan penuh makna. Mohon maaf lahir dan batin.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *