Oleh : (Abam Aljawani)

Pernahkah kita membayangkan bahwa solusi krisis pangan Indonesia bisa dimulai dari pekarangan rumah?

Di usia ke-108 tahun, ‘Aisyiyah menjawab tantangan ini dengan gerakan nyata: “Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Desa Qoryah Thayibah Menuju Ketahanan Nasional 2025”. Ini bukan sekadar tema seremonial, melainkan peta jalan untuk membangun kemandirian pangan dari akar rumput.


. Krisis Pangan: Ancaman Nyata yang Tak Bisa Diabaikan
Data FAO (2023) menyebutkan:

  • 23 juta orang Indonesia rawan pangan.
  • *62% beras nasional masih bergantung pada impor.
  • Perubahan iklim mengancam produksi pertanian.

‘Aisyiyah melihat peluang besar: desa Jika setiap desa mandiri pangan, Indonesia tak perlu gemetar menghadapi krisis global.


Qoryah Thayibah: Konsep Desa yang Menyatukan Iman dan Kemakmuran

Qoryah Thayibah(QS. Saba’: 15) bukan sekadar desa “bersih”, tapi ekosistem yang mengintegrasikan:

  • Pertanian berkelanjutan(zero waste, organik).
  • Pemberdayaan perempuan sebagai aktor utama.
  • Teknologi tepat guna seperti hidroponik dan biogas.

Contoh nyata: Gerakan Lumbung Hidup ‘Aisyiyah (GLHA) telah mengubah 5.000+ pekarangan di Jawa Tengah menjadi sumber pangan keluarga.


3. Perempuan Garda Depan: Dari Dapur ke Ladang
‘Aisyiyah membuktikan: perempuan bukan hanya konsumen pangan, tapi produsennya.

  • Kader ‘Aisyiyah di Bantul melatih ibu-ibu membuat pupuk kompos dari sampah rumah tangga.
  • Kelompok wanita nelayan di Pamekasan mengembangkan tambak garam berbasis syariah.

Fakta: 70% tenaga pertanian Indonesia adalah perempuan (BPS, 2023). Artinya, investasi pada perempuan = investasi pada ketahanan pangan.


Sinergi Segitiga Emas: Ummat, Akademisi, dan Pemerintah

Untuk mencapai target 2025, ‘Aisyiyah mengajak kolaborasi:
Pemerintah: Perluas akses KUR untuk petani perempuan.
Kampus: Kembangkan riset pangan halal berbasis lokal.
Masyarakat: Hidupkan kembali budaya “ sedekah pangan” (berbagi surplus panen).

Kisah inspiratif: Desa Ngablak, Magelang—berkat pendampingan ‘Aisyiyah—kini jadi sentra porang ekspor dengan omset Rp2 miliar/bulan.


Aksi Nyata yang Bisa Dilakukan Hari Ini*

  • Tanam 1 pohon produktif* (kelor, pisang, atau singkong) di pekarangan.
  • Beli produk petani lokal untuk putus rantai tengkulai.
  • Dukung sekolah lapang ‘Aisyiyah dengan jadi relawan/donatur.

Khatimah : Desa Kuat, Indonesia Tangguh

Milad ke-108 ‘Aisyiyah adalah lonceng bangkitnya kesadaran kolektif:

“Ketahanan pangan bukan tentang impor beras, tapi tentang sejuta pekarangan yang hijau dan tangan-tangan perempuan yang berdaya.”

Mari wujudkan Qoryah Thayibah—desa yang tak hanya kaya pangan, tapi juga kaya iman.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *