Oleh: Wirahadikusumah

Saya malam ini (22/5/2022) menyimak pernyataan tiga Pj. Bupati. Melalui pemberitaan di media online Rilislampung.id.

Ketiga Pj. Bupati yang saya maksud, pasti Anda sudah tahu. Yakni, Adi Erlansyah (Pringsewu), Sulpakar (Mesuji), dan Zaidirina (Tulangbawang Barat).

Ketiganya dilantik tadi pagi (22/5/2022). Oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. Dalam SK, mereka ditugaskan selama satu tahun. Untuk menjadi Pj. Bupati. Di masing-masing daerah tersebut.

Dari tiga Pj. Bupati itu, saya tertarik dengan pernyataan Pj. Bupati Mesuji Sulpakar.

Dalam berita yang saya baca itu, Sulpakar menyatakan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi salah satu permasalahan di Mesuji. Yang angkanya rendah.

Badan Pusat Statistik (BPS) memang telah merilis angka IPM 2021. Skors IPM untuk Lampung adalah 69.9. Sementara, IPM Mesuji berada pada posisi terendah di provinsi ini: 64,04.

IPM itu menggambarkan tentang kemajuan pembangunan suatu wilayah secara umum. Penyusunannya dihitung dari berbagai indikator.

Di antaranya umur harapan hidup (UHH), rata-rata lama sekolah (RRLS), harapan lama sekolah (HLS), rata lama sekolah (RLS), dan pengeluaran per kapita (PPK).

Mengutip artikel yang ditulis Statistisi Ahli Pertama BPS Mesuji Aisyah Fahma Ardiana, pendidikan yang digambarkan melalui RLS di Mesuji memiliki angka terendah di Lampung. Yakni, 6.88 tahun.

Penduduk Mesuji yang berusia 25 tahun ke atas juga, rata-rata hanya menamatkan pendidikan sampai sekolah dasar. Itu berarti program pendidikan wajib belajar 9 tahun belum terpenuhi di kabupaten ini.

Selain RLS, pendidikan juga digambarkan dengan angka capaian HLS. Dan di Mesuji, HLS-nya hanya sebesar 11.63 tahun.

Artinya menurut dia, HLS di Mesuji belum mencapai 12 tahun. Atau setara menyelesaikan pendidikan hingga kelas XI.

Untuk itu, tantangan Pemkab Mesuji di antaranya adalah meningkatkan partisipasi masyarakat, dalam mendorong peningkatan HLS dan RLS.

Selain itu, pemerintah harus mendukung pembangunan infrastruktur Mesuji, agar akses ke sekolah menjadi lebih mudah.

Jika membaca artikel tersebut, tak heran Sulpakar bertekad memperbaiki dan meningkatkan IPM di Mesuji. Terutama dalam konteks masih banyaknya masyarakat di sana yang putus sekolah.

Dan, kesuksesannya sebagai Pj. Bupati Mesuji, salah satunya bisa diukur dari angka IPM kabupaten ini nanti. Bisa disebut sebagai ajang pembuktiannya.

Saya optimistis, di bawah kepemimpinannya persoalan HLS dan RLS di Mesuji bakal teratasi. Terlebih, Sulpakar adalah Kepala Dinas Pendidikan Lampung. Yang pemikiran serta kebijakannya di dunia pendidikan bisa dicurahkan di Mesuji.

Saya pun cukup tahu kinerja Sulpakar. Saya beberapa kali pernah berdiskusi dengannya. Sulpakar adalah sosok ASN pekerja keras. Dan orang yang sangat menghargai waktu.

Karenanya, ASN di Mesuji jangan kaget nantinya, jika Sulpakar sudah berada di kantornya pukul 06.00 WIB. Atau paling lama 06.30 WIB.

Sebab, itu sudah menjadi kebiasaan lamanya. Bahkan, informasi yang saya dapat, Sulpakar sudah berseragam ASN sejak subuh. Ia kerap menunaikan Salat Subuh di masjid dekat rumahnya dengan sudah menggunakan seragam ASN.

Itu dilakukannya karena usai Salat Subuh di masjid, ia biasanya langsung berangkat ke kantor. Karenanya, ia biasa berjanjian bertemu dengan tamunya pukul 06.30 WIB atau 07.00.

Optimistis saya pun karena jejak karir Sulpakar di dunia birokrat. Bisa disebut, hampir semua jabatan birokrasi sudah pernah diamanahkan kepadanya.

Mulai dari Lurah, Kepala Seksi, Sekretaris Camat, Camat, Kepala Bidang, Sekretaris Dinas, Kepala Dinas, Pj. Wali Kota, dan Pj. Bupati.

Seingat saya, hanya jabatan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota dan Sekretaris Daerah Provinsi saja yang belum pernah dijabatnya.

Atas dasar itulah, saya cukup yakin, Sulpakar bisa menaikkan IPM di Mesuji. Dan, tentu dengan menjadi Pj. Bupati inilah sebagai ajang pembuktiannya.

Karenanya, mari kita tunggu bersama pembuktian Sulpakar di tahun depan! (Rilis PWI Lampung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *