Menjaga Keseimbangan antara Ibadah dan Kesehatan
Oleh: Bambang Irawan
Kopi telah menjadi teman setia di berbagai kesempatan, termasuk saat begadang untuk ibadah atau bekerja. Namun, tahukah kita bahwa efek kopi yang meningkatkan hormon kortisol bisa mengganggu keseimbangan hormon tubuh, terutama jika dikonsumsi di malam hari? Kadar kortisol yang tinggi di malam hari berisiko memicu sindrom metabolik, seperti diabetes dan gangguan jantung. Padahal, Allah SWT menciptakan malam untuk istirahat, sebagaimana firman-Nya, “Dialah yang menjadikan malam bagimu agar kamu beristirahat padanya…” (QS Yunus: 67).
Tidur nyenyak adalah kunci kesehatan optimal, terutama di antara pukul 21.00 hingga 02.00, saat produksi hormon melatonin mencapai puncaknya. Lantas, bagaimana jika kita ingin tetap terjaga untuk ibadah, seperti iktikaf di 10 malam terakhir Ramadhan? Jawabannya sederhana: jangan lawan sunatullah. Tubuh kita membutuhkan tidur yang cukup untuk menjaga keseimbangan hormon.
Bagi yang harus begadang, seperti dokter atau petugas keamanan, kopi bukan satu-satunya solusi. Tubuh lebih membutuhkan air mineral untuk hidrasi, protein untuk energi, dan relaksasi ringan agar tetap seimbang. Rasulullah SAW mengingatkan, “Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atas dirimu” (HR. Bukhari). Menjaga kesehatan adalah ibadah.
Di bulan Ramadhan, tidur malam sering terpotong oleh ibadah. Namun, tidur bukanlah kesia-siaan. Rasulullah SAW menganjurkan tidur setelah tarawih dan witir, lalu bangun untuk ibadah di akhir malam (HR At-Tirmidzi). Ibadah malam tidak harus dibarengi dengan kopi. Tidur secukupnya, bangun di waktu yang tepat, dan menjaga asupan nutrisi adalah kunci ibadah yang sehat.
*Kopi memang bisa membuat kita waspada, tetapi tidur berkualitas dan pola hidup seimbang adalah cara terbaik menjaga energi. Di malam Lailatul Qadr, *mari beribadah dengan khusyuk tanpa mengorbankan kesehatan.*
Selamat menikmati malam penuh berkah dengan tubuh yang sehat
