Meningkatkan Kualitas Lokasi ProKlim: Tantangan dan Solusi

Oleh: Bambang Irawan
Program Kampung Iklim (ProKlim) telah menjadi inisiatif strategis yang berfokus pada penanggulangan perubahan iklim melalui partisipasi masyarakat. Selama ini, keberhasilan program diukur dari jumlah lokasi yang terdaftar, baik dalam level Pratama, Madya, Utama, maupun Lestari. Namun, setelah beberapa tahun berjalan, muncul pertanyaan yang lebih mendalam: apa yang harus dilakukan selanjutnya? Bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas lokasi ProKlim?
Kualitas: Lebih dari Sekadar Kuantitas
Meningkatkan kualitas lokasi ProKlim tidak hanya soal menambah jumlah lokasi yang terdaftar, tetapi juga memperkuat dua aspek penting: kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kelembagaan. Kedua hal ini sering kali terkait satu sama lain dan saling mendukung dalam implementasi ProKlim.
Pertanyaan seperti, “Bagaimana mengajak masyarakat untuk memilah sampah atau memanfaatkan lahan pekarangan?” adalah bagian dari upaya meningkatkan kualitas. Realitanya, mengubah kebiasaan masyarakat dari cuek terhadap lingkungan menjadi peduli adalah tantangan yang cukup berat. Meski begitu, perubahan ini sangat penting untuk mencapai keberlanjutan aksi lingkungan.
Partisipasi Aktif: Tantangan Mengajak Masyarakat
Salah satu tantangan besar dalam ProKlim adalah mengajak lebih banyak orang untuk berpartisipasi aktif. Jika dalam suatu komunitas terdapat 1000 orang, mungkin hanya 50 orang yang benar-benar terlibat dalam aksi lingkungan. Walaupun jumlah ini terlihat kecil, ini adalah capaian yang luar biasa mengingat sulitnya mendorong perubahan perilaku. Fakta di lapangan sering menunjukkan bahwa pelaku aksi lingkungan dalam komunitas sering kali adalah orang-orang yang sama.
Agar lebih banyak orang terlibat, penting bagi kita untuk menekankan bahwa kegiatan ini memiliki dua hal kunci: “penting” dan “menguntungkan.” Orang cenderung akan ikut jika mereka merasa kegiatan tersebut memberikan manfaat nyata bagi mereka dan lingkungan sekitar. Membangun kesadaran tentang kondisi lingkungan yang memprihatinkan serta pentingnya peran individu dalam penanganan iklim adalah langkah awal yang efektif.
Namun, terkadang pendekatan yang lebih sosial dan informal, seperti obrolan ringan atau interaksi melalui kegiatan sosial lainnya, bisa lebih efektif dalam memancing minat masyarakat. Di sini, keterampilan berinteraksi sosial sangat diperlukan untuk memperluas partisipasi.
Regenerasi dan Keterlibatan Generasi Muda
Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah dominasi pelaku aksi lingkungan yang berusia di atas 50 tahun. Regenerasi menjadi sangat penting agar ProKlim tidak hanya bergantung pada satu generasi saja. Keterlibatan generasi muda sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan aksi lingkungan dalam jangka panjang.
Untuk itu, peningkatan kualitas SDM harus melibatkan berbagai strategi seperti kunjungan, pelatihan, seminar, hingga studi banding. Dukungan berkelanjutan dari pembina dan pendamping sangat penting untuk menjaga momentum di tiap lokasi ProKlim.
Memperkuat Kelembagaan: Pilar Utama Kesuksesan ProKlim
Selain peningkatan kualitas SDM, kelembagaan juga harus diperkuat. Kualitas kelembagaan dapat dilihat dari seberapa baik struktur organisasi, program kerja, pelaksanaan kegiatan, hingga tertib administrasi. Publikasi kegiatan juga menjadi faktor penting untuk meningkatkan visibilitas dan dukungan dari masyarakat luas.
Terkadang, tokoh-tokoh lokal yang menonjol dan sering diundang menjadi narasumber di lokasi lain justru tidak sejalan dengan peningkatan kelembagaan di tempat asalnya. Sebaliknya, tidak adanya tokoh yang menonjol bukan berarti kelembagaan di suatu lokasi menurun. Setiap lokasi memiliki dinamika yang berbeda, dan kita harus mencermati masing-masing dengan bijak.
Dukungan dan Kolaborasi untuk Peningkatan Kualitas
Meningkatkan kualitas di lokasi ProKlim tidak bisa dilakukan sendirian. Diperlukan kolaborasi antara kepemimpinan lokal, pemerintah, dan berbagai pihak eksternal seperti perusahaan, perguruan tinggi, serta lembaga lain. Dengan dukungan yang kuat, baik dari dalam maupun luar, kita bisa memastikan bahwa setiap lokasi ProKlim tidak hanya berkembang secara kuantitas, tetapi juga kualitas.
Melalui perbaikan kualitas SDM dan kelembagaan, kita dapat menciptakan ProKlim yang lebih berdaya guna dan berkelanjutan, serta memberikan dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat.
Penutup
Perjalanan meningkatkan kualitas lokasi ProKlim mungkin panjang dan menantang. Namun, dengan dukungan semua pihak, kita bisa mengubah tantangan tersebut menjadi peluang untuk membuat lingkungan kita lebih baik dan lebih lestari.