Cegah Stunting Lounching Sianting
MESUJI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mesuji menggelar Gerakan Bersama Masyarakat Atasi Stunting (Geber Mas) dan juga melaunching Sistem Informasi Atasi Stunting (Sianting) di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Tanjungraya, Selasa (12/12/23)
Disiarkan langsung melalui Podcast Mesuji Radio, menghadirkan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (PPKB) Herawati, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kusnandar , Kepala Bidang Bapelitbangda Gunawan, serta Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Mesuji Apriadi.
Kepala Bidang Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Gunawan S.P. menjelaskan perannya dirinya dalam pengendalian stunting.
“Ada dua program bapelitbangda yaitu makro dan mikro. Secara Makro bapelitbangda merencanakan setiap pembangunan daerah , mikro mengkoordinasikan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menjalankan berdasarkan peran masing masing menangani stunting mulai dari perencanaan hingga pelaporan,” ujar Gunawan.
Selanjutnya ada delapan aksi prioritas yang dijalankan dan hasilnya sampai hari ini Mesuji masuk Lima besar percepatan dalam pelaporan se-Lampung.
Targetnya desember 2023 akan selesai,
Bappelitbangda sebagai wakil ketua (TPPS) tim percepatan penanganan stunting.
Sementara itu, Herawati Kepala Dinas BKKBN juga menjelaskan
Sasaran stunting adalah remaja, calon pengantin, ibu nifas, ibu hamil.
“Jika keempat sasaran tersebut terealisasi maka penanganan stunting akan sangat cepat teratasi dan bisa menjadi lebih baik dari hari ini,” sebut Hera.
Untuk itu, melalui Sianting masyarakat akan dengan mudah memperoleh data secara akurat dan kami dalam menjalankan program akan tepat sasaran.
Herawati menambahkan, usia ideal menikah untuk putri 21 tahun, sedangkan untuk putra diusia 25 tahun.
Ditempat yang sama, Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kusnandar mengatakan telah melakukan intervensi spesifik catin dengan menerbitkan surat layak dengan memanfaatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik bersumber dari Kementerian Kesehatan yang disalurkan ke seluruh puskesmas yang ada di setiap kecamatan.
“Itu merupakan program Dinkes untuk menekan terjadinya stunting sejak dini, karena berdasarkan survey jika calon pengantin usianya masih dibawah umur akan rentan terdampak stunting, seperti kandungan yang belum siap pada perempuan dan secara ekonomi memang belum mapas,” jelasnya.
Adapun program yang lain, salah satunya dengan program penambahan Hemaglobin atau kadar darah untuk putri 11-16 sedangkan putra 12-17,
Efek kekurangan itu akan menyebabkan Anemia.
Total ada 14 puskesmas dan keseluruhan sudah memiliki alat USG, tambahnya.
Secara singkat Stunting didefinisikan dengan tumbuh kembangnya kurang dan kelainan dalam pemikirannya, atau Stunting sudah pasti pendek, pendek belum tentu stunting,
Dihadapan Anak-anak SMA dan SMK se-Kabupaten Mesuji, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Mesuji Apriadi berkomitmen, PWI sudah menggagas program Gerakan Wartawan Lawan Stunting (Gawe Lawas) bersama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo).
“Secara spesifik memang tidak menyebut tentang stunting, namun dalam peraturan dewan pers Tentang pemberitaan ramah anak dan perempuan,” ujar Apri sapaan akrabnya.(Apr/Adi)